Ulama sing KACANG KADAL: KAKEAN CANGKEM KAKEAN DALIL

suatu ketika sekelompok orang yang mengatakan diri mereka ulama’ mendatangi Embah Munir. berbagai dalil dan petuah dilantunkan, cemooh dan cercaan dihembuskan, mereka marah, mereka geram, mereka mangkel dengan Embah Munir, dalam percakapan tersebut
ulama’ : apa Gus Munir telah mengijinkan para jama’ah mendatangi gereja untuk mengambil sembako gratis?” (tanya ‘Ulama’)
Embah : enggeh yai!. (jawab Embah)
ulama’ : kenapa harus terjadi hal seperti itu!, itu kan bisa merusak aqidah umat islam.
embah : enggeh Yai …….!
Ulama’ : kalau Gus Munir tahu, kenapa mereka diizinkan mengambil sembako di gereja guuuuus?.
embah : soalnya kalau ngambil di toko ndamel duwet yai!
para ulama’ sontak geram dan marah besar, beliau beliau mengeluarkan jurus andalan beliau beliau, yaitu MAQOLA. kemudian
‘Ulama’ : saya minta Gus Munir segera bertaubat, dan menghimbau para jama’ah untuk tidak lagi mengambil sembako di gereja!
embah : enggeh yai, saya akan taubat, dan mulai bulan depan para jama’ah tidak akan mengambil sembako gratis di gereja, melainkan mengambil sembako di dalem panjenengan semua.
para ‘Ulama’ terdiam dan membisu,

apakah haram mereka memakan sumbangan dari saudara kita di seberang?
apakah haram mereka mendatangi gereja untuk sekedar memenuhi undangan untuk mengambil sembako?
toh mereka masih menyembah ALLAH, mereka sholat, jama’ah dan mengaji, kenapa kita harus melarang orang lain membantu saudara kita, sedangkan tangan kita tergenggam erat tidak terbuka sedikitpun.

ternyata begitulah ulama’ kita sekarang ini, sesuai dengan apa kata bapak saya, “mbesok akeh ‘Ulama’ sing KACANG KADAL: KAKEAN CANGKEM KAKEAN DALIL, isine mbek gedekne telihe dewe”
ha ha ha ha ha ha ha ha…….. astagfirullaah…..semoga kita diselamatkan oleh Allah

( begawan semprul )