Jurnal:’’Situs Porno Ancaman Pada Etika Generasi Muda

Rabu,29 Mei 2013

Salam Jenggirat Tangi…

Selamat Datang Di Padepokan Mas Say Laros…

Amirul Muslim, Fatimah Sari Siregar, dan Dian Hariyanti

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan

 

ABSTRAK

Pergaulan bebas, hamil di luar nikah, atau kasus aborsi yang banyak terjadi akhir-akhir ini menunjukkan betapa rendahnya etika generasi muda bangsa ini. Fenomena tersebut  menarik  perhatian kami sebagai tim Peneliti untuk mencari salah satu penyebabnya. Peneliti coba berfokus pada pengguna layanan warung internet yang menyediakan situs porno. Hal ini  dilakukan untuk membuktikan terdapat  pengaruh  yang  signifikan  antara  situs  porno  pada  media  internet terhadap etika generasi muda, khususnya perilaku seks remaja yang menyimpang. Dengan  menggunakan  metode  Korelasi  Asosiatif  (hubungan  sebab-akibat), instrumen  pengumpul  data  dengan  cara  menyebarkan  angket  kepada  subjek penelitian sebanyak 87  orang pengunjung warung internet Triple G II Medan, dan  teknik  analisis  data  yang   digunakan  adalah  teknik  analisis  Korelasi Spearman  Rank.  Berdasarkan  hasil  penelitian,  hasil  yang  diperoleh  adalah tingginya peminat situs porno yang berdampak pada perilaku seks menyimpang para  remaja  kota  Medan.  Kesimpulannya  adalah  terdapat  pengaruh   yang signifikan antara situs porno terhadap etika generasi muda, khususnya perilaku seks remaja.

 

Kata kunci : Situs Porno-Perilaku Seks Remaja

 

PENDAHULUAN

Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang terdiri dari berbagai macam  ukuran jaringan komputer di seluruh dunia mulai dari sebuah personal computer   (PC),   dan   jaringan-jaringan   lokal   berskala   kecil   dan   menengah (Purwandi,  1997:  1).  Ketidakterbatasan  ruang  lingkup  internet  yang  mampu menembus seluruh jaringan komputer  yang ada di seluruh penjuru dunia telah membawa peradaban baru manusia yang  mengarah  pada suatu perkembangan pengetahuan dan teknologi yang lebih pesat dan cepat. Layanan yang  diberikan

pun beraneka, seperti situs (Homepage), email, dan sebagainya.

Namun  realita  yang  ditemukan  ketika  menjamurnya  warung-warung internet,  fasilitas  yang  lebih  digemari  untuk  dimanfaatkan  adalah  membuka berbagai jenis situs porno yang dapat membangkitkan syahwat manusia. Bahkan pemakainya lebih mengarah pada kalangan remaja.

Hal    yang    paling    dikhawatirkan    dari    kebiasaan    tersebut    adalah mempengaruhi  timbulnya  berbagai  aktivitas  seks  yang  menyimpang  pada  diri remaja, seperti  melakukan masturbasi, seks bebas dengan orang lain, dan yang lebih mengerikan lagi adalah  tersebarnya penyakit AIDS atau penyakit kelamin yang menuntut nyawa taruhannya. Jika situs  porno telah menjadi media untuk membangkitkan gairah seks remaja, maka kesulitan yang  akan  dihadapi remaja tersebut adalah mengendalikan gairah pada saat keinginan untuk  berhubungan badan seks dalam diri muncul (Gilbert dan Lumoindong, 1996:18).

 

 

 

 

 

Dengan demikian ada dua rumusan masalah yang akan menjadi landasan kami melakukan penelitian ini, yaitu :

1.  Bagaimana  minat  pengunjung  remaja  untuk  membuka  situs  porno pada warung internet Triple G II Medan?

2.  Bagaimana  pengaruh  situs  porno  terhadap  etika  generasi  muda, khususnya perilaku seks menyimpang remaja?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan salah satu faktor  penyebab maraknya perilaku seks menyimpang di kalangan remaja yang disebabkan oleh  kebiasaan mengunjungi warung internet untuk membuka situs pornoyang  menampilkan   berbagai   bentuk  gambar  dan  tulisan  yang  bersifat sensualitas dan membangkitkan nafsu syahwat yang melihatnya.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai bahan rujukan bagi seluruh lapisan masyarakat agar mewaspadai perkembangan warung-warung internet pada saat ini yang telah dimanfaatkan oleh para remaja untuk melihat hal- hal yang tidak senonoh dan kurang manfaatnya dari pada memfungsikan internet sebagai media untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan.

Peneliti berpandangan, kurangnya sikap tegas para aparatur pemerintah terhadap para pengusaha warung internet yang menyediakan fasilitas situs porno sama halnya dengan mengijinkan disebarluaskannya VCD porno.

 

METODE PENELITIAN Pendekatan

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih sepuluh hari, terhitung mulai dari penyebaran angket kepada para pengunjung Warnet Triple G II Medan yang berada Jl. Dr. Mansur No. 80A Medan sampai dengan penyerahan laporan hasil penelitian.

Metode penelitian  yang  digunakan  adalah  metode  deskripsi  kuantitatif dengan  instrumen  penelitian  memanfaatkan  penyebaran  angket  yang  bersifat tertutup. Teknik  pengambilan sampel yakni menggunakan teknik asidental yang

 

 

berdasar pada rumus Taro Yamane (Rakhmat, 2002:82), yaitu :

 

n = N

Nd 2   + 1

 

 

(Ket

 

. n : jumlah sampel, N: jumlah populasi,

 

d 2 : tingkat kesalahan penarikan sampel

 

yaitu 10 %) yang sebelumnya peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mengetahui usia pengunjung.

Berdasarkan rumus di atas, diperoleh sampel penelitian sebanyak 87 orang dari 650  orang pengunjung warung internet Triple G II Medan yang memenuhi syarat, yang salah satu  syaratnya adalah seluruh remaja dengan rentang usia 14 sampai dengan 24 tahun (defenisi remaja berdasarkan usia sebagai standar batas usia  remaja  yang  dilakukan  aparat  pemerintah  pada  saat  melakukan  sensus penduduk pada tahun 1984).

 

Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variable, peneliti sajikan dalam bentuk tabel di bawah

ini:

 

 

 

 

 

 

Tabel.1 Operasionalisasi Variabel

 

Variabel

Operasional Variabel

Variabel Independen

Situs Porno

Kategori :

1.  Gambar Porno

2.  Tulisan Porno

3.  Karikatur Porno

4.  Film Porno

Variabel Dependen

Etika Generasi Muda

Kategori :

1.  Sikap Seks

2.  Masturbasi

3.  Melakukan Hubungan Seks

4.  Kepuasan Pribadi

Variabel Antara

Generasi Muda

Kategori :

1.  Usia

2.  Jenis Kelamin

Catatan : Variabel antara diabaikan.

 

Defenisi Situs Porno, Etika, dan Generasi Muda

Tretter (dalam Purwandi, 1997:17) menyatakan bahwa situs (homepage) merupakan  sebuah menu yang disajikan dalam sebuah program internet yang merupakan  halaman  depan   dari  sebuah  alamat  informasi.  Sedangkan  porno diartikan sebagai segala sesuatu baik  gambar  maupun tulisan yang isinya tidak senonoh atau cabul (Lesmana, 1995,70). Jadi, situs porno adalah salah satu menu yang disajikan pada program internet berupa gambar dan tulisan yang isinya tidak senonoh atau cabul.

Mengenai  defenisi  etika,  peneliti  lebih  condong  pada  pendapat  yang dikemukakan oleh  Sudarsono (1991:127), sebagai berikut :

Istilah  etika  yang  berasal  dari  bahasa  Yunani  yaitu  “etos”  artinya kebiasaan.  Dan kata etika ini juga dikaitkan dengan moral yang dikenal dengan susila. Moral dan etika mengandung arti praktis, ia merupakan ide- ide universal tentang tindakan manusia yang tidak baik dan wajar dalam masyarakat.

 

Salomoon    (1991:7)    menambahkan    bahwa    moralitas    lebih    khusus merupakan hukum etika. Dengan demikian, bermoral-tidaknya seseorang dalam bertindak   dan   berperilaku   tidak   dapat   distandarkan   pada   setiap   kalangan masyarakat, melainkan  bergantung pada konvensi suatu masyarakat tentang etis atau tidaknya perilaku seseorang.

Generasi muda adalah generasi penerus suatu bangsa. Bila generasi muda suatu  bangsa  baik,  maka  baiklah  bangsa  tersebut  di  masa  yang  akan  dating, demikian sebaliknya. Hal ini seperti isi GBHN yang menjelaskan bahwa generasi muda sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional, perlu pembinaan dan pengembangan serta diarahkan sehingga menjadi manusia yang berjiwa pancasila.

Generasi muda  yang  dimaksudkan  pada  penelitian  ini  adalah  tingkat remaja dengan rentang usia seperti yang disebutkan sebelumnya yaitu antara usia

 

 

 

 

 

14  sampai  dengan  24  tahun,  dan  mengabaikan  jenis  kelamin,  pekerjaan, pendidikan, atau tempat tinggal.

Menurut  Sarwono  (2002:8),  remaja  adalah  suatu  periode  peralihan perkembangan  individu  dari  masa  anak-anak  menuju  masa  dewasa  dengan berbagai perkembangannya. Perkembangan tersebut mencakup antara lain sebagai berikut :

1.  Perkembangan      biologis      seperti      matangnya      hormon-hormon reproduksi, termasuk perkembangan alat vital

2.  Perkembangan psikologis, mencakup perkembangan kognitif, emosi, kepribadian, dan moral

3.  Perkembangan    sosiologis    yang   lebih    banyak    dipengaruhi   oleh lingkungan masyarakat, teman sebaya, lingkungan tempat tinggal, dan media massa

Namun  dalam  perkembangan  dirinya,  hal  yang  tersulit  dihadapi  oleh remaja adalah mengendalikan dirinya, terlebih mengontrol seksualitasnya. Saputra (dalam  Sarwono,  2002:21),  seorang  psikiater  lulusan  Fakultas  Kedoteran  UI, menyatakan  bahwa  dorongan  seks  manusia  itu  sudah  ada  semenjak  manusia dilahirkan. Oleh karena dorongan seks pada diri manusia  sudah ada semenjak lahir ketika ada suatu stimulus yang membangkitkan gairah seks seseorang, maka seketika  itu  juga  orang  tersebut  akan  mencari  objek  untuk  melampiaskan hasratnya tersebut hingga kontrol diri hilang.

 

Pengukuran dan Penilaian

Angket yang  disebarkan  kepada  para  Pengunjung  Warnet  Triple  G  II Medan  dengan  metode  asidental  dengan  berdasar  pada  rumus  Taro  Yamane. Berdasarkan instrumen tersebut diperoleh data yang peneliti sajikan dalam bentuk tabel masing-masing variabel, sebagai berikut :

 

Tabel.2

Distribusi Responden untuk Variabel Independen dengan Empat Kategori Layanan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Catatan : skor untuk masing-masing opsi yaitu : Sangat sering            : 4

Sering                        : 3

Kadang-kadang      : 2

Tidak pernah           : 1


 

 

 

 

 

Pengunjung yang membuka situs porno dengan kategori gambar porno sebanyak  86  orang  (98,85%)  dan  yang  tidak  pernah  hanya  1  orang  (1,15%), kategori  karikatur  porno  sebanyak  70  orang  (80,46%)  dan  yang  tidak  pernah sebanyak 17 orang (19,54%), kategori tulisan porno sebanyak 77 orang (88,54%) dan yang tidak pernah sebanyak 11 orang  (11,49%), dan kategori film porno berjumlah 76 orang (87,36%) dan yang tidak pernah 11 orang (12,64%).

 

Tabel.3

Distribusi Responden untuk Variabel Dependen dengan Empat Kategori Perilaku

 

 

 

 

 

 

 

 

terdorong

 

terdorong

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Catatan : skor untuk masing-masing opsi yaitu : Sangat terdorong : 4

Terdorong                : 3

Kurang terdorong : 2

Tidak terdorong     : 1

 

Hasil jawaban  responden  tentang  perilaku  seks  remaja  pada  masing- masing kategori setelah membuka situs porno memberikan pengaruh yang besar. Untuk kategori sikap seks yang menyatakan sangat terdorong sebanyak 36 orang (41,38%), menyatakan terdorong 27 orang (31,03%), sebanyak 19 orang (21,58%) menyatakan kurang terdorong, dan hanya 5 orang (5,57%) yang menyatakan tidak terdorong.  Untk  kategori  perilaku  melakukan  hubungan  seks  yaitu  7  orang (8,04%) menyatakan sangat terdorong, 43 orang (49,43%) menyatakan terdorong,

17 orang (19,54%) menyatakan kurang terdorong, dan 20 orang (22,99%) yang menyatakan tidak terdorong.

Distribusi    perilaku    seks    remaja    untuk   bermasturbasi    yaitu    yang menyatakan  sangat  terdorong  18  oarang  (20,69%),  menyatakan  terdorong  46 orang (52,87%), menyatakan kurang terdorong sebanyak 18 orang (20,69%), dan yang menyatakan  tidak terdorong hanya 5 orang (5,57%). Serta untuk kategori kepuasan pribadi distribusi yang diperoleh adalah 17 orang (19,54%) menyatakan

 

 

 

 

 

sangat terdorong, 45 orang (51,72%) menyatakan terdorong, 22 orang (25,29%) menyatakan  kurang mendorong, dan hanya 3 orang (3,45%) menyatakan tidak terdorong.

Guna menguji  hipotesis  keorelasi  antara  variabel  independen  terhadap variabel  dependen,                 peneliti        menggunakan                    rumus    Spearman    Rank    yaitu

 

p = 1 −   bi   

 

 

(Sugiyono,  2000:229).  Agar  memudahkan  pengolahan  data,

 

6        2

n(n 2 −1)

peneliti membuat tabel penolong sebagai berikut :

 

Tabel.4

Tabel Penolong untuk Menghitung Korelasi Spearman Rank

 

No

Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Rank Variabel

Independen

Rank Variabel

Dependen

 

bi

bi 2

1

270

268

1

1

0

0

2

209

211

4

4

0

0

3

265

251

2

3

-1

1

4

210

250

3

2

1

1

 

J U M L A H

bi 2   = 2

 

Berdasarkan tabel penolong di atas, maka data tersebut dimasukkan ke dalam  rumus  Spearman Rank di atas, dan hasil yang diperoleh harga rho 0,8. namun hasil tersebut  belum menjadi patokan untuk menarik kesimpulan, sebab rho tabel terbatas n=30. oleh karena  itu, untuk menguji signifikansinya untuk

n − 2

 

n>30  menggunakan  rumus

 

t hit  ,  yaitu

 

t hit     = r

 

 

1 − r 2

 

,  dan  diperoleh  nilai

 

t hit  =1,888. maka perlu dibandingkan antara

 

t hit

 

dengan

 

ttab

 

untuk uji dua pihak

 

dengan  dk=85  dan  tingkat  kesalahan  5%  diperoleh  perbandingan

 

t hit  > ttab


(1,888>0,679). Dan untuk melihat seberapa besar persentase variable independent terhadap            variable                  dependen, peneliti         menggunakan                     rumus     determinasi

 

D = px100 %

cukup tinggi).

 

dengan besar persentasenya adalah 80 % (merupakan nilai yang

 

Dengan demikian, hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh  yang signifikan situs porno terhadap etika generasi muda, khususnya perilaku seks remaja yang menyimpang.

 

PEMBAHASAN

 

Kegemaran Remaja Membuka Situs Porno

 

Menjamurnya warung-warung internet pada era globalisasi saat ini, telah banyak  memberikan dampak bagi perkembangan remaja. Internet dengan ruang gerak yang tidak  terbatas memberikan wacana baru kepada pemakainya untuk lebih mengenali bagaimana perkembangan yang terjadi di seluruh penjuru dunia.

Namun fenomena yang dihadapi dari kemajuan tersebut adalah di samping memberikan  dampak yang positif bagi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi

 

 

 

 

 

 

juga  terdapat  dampak  yang  negatif.  Dampak  tersebut  salah  satunya  adalah fenomena yang peneliti angkat pada PKMI ini.

Warung-warung internet pada saat ini sangat mudah untuk ditemukan dan dimanfaatkan fasilitasnya, apalagi untuk wilayah pusat kota. Namun yang lebih mengherankan   adalah  lokasi  berdirinya  warung-warung  internet  yang  lebih banyak berada di sekitar sekolah atau perguruan tinggi. Memang hal yang tepat jika  pemanfaatan  warnet  lebih  difungsikan  sesuai  dengan  fungsi  edukatifnya sebagai media pemerolehan informasi dan komunikasi modern untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Tetapi jika sebaliknya, layanan warnet-warnet yang ada digunakan untuk melakukan hal- hal negatif, seperti membuka situs-situs yang kurang bermanfaat tetntu akan lain pula dampak yang diberikan.

Buktinya adalah  seperti  karya  tulis  yang  disajikan  ini.  Ternyata  lebih dominan  para  pengunjung  internet  menggandrungi  situs  porno  sebagai  tujuan mengunjungi warnet.  Mulai dari hanya sekedar membuka tulisan-tulisan porno, karikatur porno, sampai pada membuka situs yang menampilkan gambar manusia bugil  bahkan  praktek  melakukan  hubungan  senggama.  Jelas  kesemuanya  itu secara kodrati manusia akan membangkitkan gairah seks.  Timbulnya perasaan dipengaruhi oleh rangsangan atau stimulus tertentu, seperti rangsangan  seksual dan rangsangan emosional (Rakhmat, 2000:231).

Bardasarkan hasil penelitian yang tim peneliti lakukan terhadap 87 orang Pengunjung Warnet Triple G II Medan, kurang lebih 77 orang gemar membuka situs porno dengan berbagai kategori. Jika pada satu warnet yang membuka situs porno                 sebanyak                data  yang     diperoleh        pada    penelitian             ini,             maka  dapat dikuantitatifkan  berapa  banyak  pengunjung  melakukan  hal  yang  sama.  Dan apalagi bila pengunjung tersebut lebih didominasi oleh para remaja, khusunya lagi pelajar, dikarenakan letak warnet yang dekat dengan mereka.

Hal yang terjadi sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh beberapa ahli yang telah disebutkan sebelumnya. Remaja akan kehilangan kontrol dirinya dan akan melakukan hal-hal menyimpang ketika ada sesuatu yang menstimulasi perasaannya, seperti masturbasi atau juga melakukan hubungan seks dengan orang lain. Dan dampak dari perilaku menyimpang  tersebut sudah dapat diperkirakan. Putus sekolah, pernikahan dini, hamil pranikah, praktek aborsi, bahkan terjangkit penyakit-penyakit   yang   membahayakan,   seperti   terjangkit   HIV-AIDS   yang sampai saat ini belum ada penawarnya.

Menurut pengamatan tim peneliti, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya tingkat pemakai situs porno, yaitu sebagai berikut :

1.  Tingkat perkembangan remaja yang ingin menemukan jati dirinya, seperti  perkembangan biologis yang mencakup kematangan alat-alat reproduksi,   perkembangan   psikologis   yang   mencakup   kematang

kognitif, emosi,  kepribadian,  dan  moral,  atau  juga  perkembangan social yang  lebih dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang terdekat dengan remaja.

2.  Keberadaan  dan  ketersedian  fasilitas  yang  mendukung.  Hal  ini mengarah  pada  banyaknya  warnet-warnet  yang  memberikan  sajian ekstra (situs porno)  yang  dapat dinikmati dengan biaya yang murah dan keamanan yang lebih terjamin. Untuk warnet Triple G II Medan, memberikan      harga      promosi      yang     cukup      murah      kepada

 

 

 

 

 

pengunjungnya, khusunya bagi para pelajar. Hanya dengan membayar Rp.  2.500,00  per-jamnya,  pengunjung  dapat  menggunakan  fasilitas yang ada diwarnet tersebut. Harga tersebut bisa dikatakan lebih murah jika dibandingkan dengan membeli atau menyewa kaset VCD porno di rental-rental VCD.

3.  Kurangnya     perhatian     dan     ketegasan     hukum     dari     Aparatur Pemerintahan                         setempat     terhadap    para    pengusaha    warnet    yang memberikan  layanan  situs  porno.  Seperti  pernyataan  yang  peneliti pada bagian  sebelumnya, bahwa tindakan penyediaan situs porno di warung-warung  internet  sama  dengan  tindakan  penyebaran  VCD- VCD porno.

4.  Minimnya  pengetahuan  agama  yang  dimiliki  oleh  para  remaja.

Sekolah sebagai lembaga yang menyalurkan ilmu pengetahuan dan teknologi            kepada                   siswanya hendaknya juga              dibarengi              dengan membentengi  siswa  dengan  nilai-nilai  religi  yang  kuat.  Sehingga remaja dapat memilah-pilah mana hal yang baik untuk dilakukan dan mana hal yang harus dihindarkan.

 

Pengaruh Situs Porno Terhadap Etika Generasi Muda

 

Dorongan seks  pada  diri  manusia  jika  mendapat  stimulus,  maka  akan mendorong  orang tersebut untuk melampiaskan hasratnya (Sarwono, 2002:21). Situs porno yang menjadi  konsumsi pengunjung internet akan membangkitkan gairah   seks      pengunjung      tersebut       untuk      menyalurkan    hasratnya.              Apakah sekompleks adegan yang disajikan seperti melakukan hubungan senggama dengan orang lain atau lebih sederhana lagi dengan melakukan masturbasi.

Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang tim peneliti peroleh dari  pengunjung  yang  gemar  membuka  situs  porno.  Mulai  dari  sikap  seks, melakukan  hubungan  seks, masturbasi, sampai kepuasan pribadi menunjukkan frekuensi yang cukup tinggi.

Frekuensi tertinggi untuk perilaku menyimpang remaja setelah membuka situs porno  tampak pada kebiasaan melakukan masturbasi, bahkan sebanyak 50 orang pengunjung menyatakan dirinya terdorong ingin melakukan hubungan seks setelah melihat situs porno tersebut. Untuk bermasturbasi secara normal mungkin masih diterima akal jika hal itu yang terjadi, tetapi jika tuntutan untuk melakukan hubungan seks pada remaja lebih kuat apakah juga  masih dapat diterima akal? Sehingga tidak mengherankan jika banyak anak-anak remaja yang putus sekolah dengan alasan telah hamil di luar nikah.

Remaja  tidak  lagi  merasa  canggung  untuk  melakukan  hal-hal  negatif bersama lawan jenisnya, berlaku tidak jujur kepada orang tua dan guru, dan yang paling penting perasaan berdosa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena melakukan hal-hal yang melanggar hukum tuhan.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap para Pengunjung Warnet Triple G II Medan untuk mengetahui korelasi antara situs porno terhadap etika generasi muda, menunjukkan pengaruh yang signifikan di antara keduanya. Para pengunjung warnet lebih gemar membuka situs porno, seperti tulisan porno,

 

 

 

 

gambar porno, karikatur porno, dan film porno, daripad memnambah pengetahuan tentang perkembangan yang terjadi di seluruh penjuru dunia.

Dan dampak dari kebiasaan membuka situs porno tersebut terhadap etika generasi muda adalah munculnya perilaku seks remaja yang menyimpang seperti sikap   seks,   kepuasan   pribadi,   masturbasi,   dan   mendorong   remaja   untuk melakukan hubungan seks.

 

DAFTAR PUSTAKA

BP-7 Pusat.(1993).  Bahan  Penataran  Penghayatan  dan  Pengamalan  Pancasila, UUD 1945. GBHN : Jakarta

Gilbert, I, dan Reinda Lumoindong.(1996). Pelacuran di Balik Seragam Sekolah.

Yogyakarta: Yayasan Andi (Anggota IKAPI)

Purwandi,H,Daniel.(1997). Mengenal Internet Jaringan Informasi Dunia. Jakarta: Alex Media Komputindo

Rakhmat,     Jalaluddin.(2000).     Psikologi     Komunikasi.     Bandung:     Remaja

Rosdakarya

                                     .(2002). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sudarsono.(1991). Etika Islam tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: Rhineka Cipta

Sugiyono.(2000). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabetha

Sarwono, Sarlito,W.(2002). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persad

 

 

JANGAN LUPA DI SUBSCRIBE DAN DI FOLLOW YA GAESS Youtube : Mas Say Laros Banyuwangi Instagram : @massaylaros Facebook : Mas Say Laros Banyuwangi